LATIHAN 4
LATIHAN 4
INFOGRAFIS
Ketut Gede Agus Saputra
2102071007
Perancangan Infografis Sistem Penamaan Bali
Sejarah
Menurut https://id.wikipedia.org/wiki/Nama_Bali
Tradisi penamaan di kalangan suku Bali merupakan suatu budaya yang unik, karena
berkaitan dengan jenis kelamin, urutan kelahiran, atau status kebangsawanan
(kasta). Dengan penamaan yang khas ini, masyarakat Bali dapat dengan mengetahui
kasta dan urutan kelahiran seseorang. Penerapan tradisi ini bukanlah hal yang
mutlak, mengingat bahwa tidak semua orang Bali mengikuti sistem penamaan ini.
Tidak jelas sejak kapan tradisi pemberian nama depan ini mulai ada di Bali.
Menurut pakar linguistik dari Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Jendra,
S.U., nama depan itu pertama kali disebutkan dalam catatan sejarah bertarikh
abad ke-14, yakni pada masa pemerintahan Raja Gelgel "Dalem Ketut Kresna
Kepakisan", putra keempat Danghyang Kepakisan, yang dinobatkan oleh Gajah
Mada untuk menjabat sebagai pemimpin Bali, yang saat itu merupakan vasal
Majapahit. Namun, Prof. Jendra belum dapat memastikan apakah tradisi pemberian
nama depan itu sebagai pengaruh Majapahit atau bukan.
Sistem Kasta
·
Keturunan dari kasta brahmana biasanya diawali
dengan gelar Ida atau Ida Bagus untuk laki-laki, dan Ida Ayu (disingkat Dayu)
untuk perempuan. Pada masa lalu, kasta brahmana adalah golongan rohaniwan atau
pemuka agama, yaitu pendeta, pedanda, beserta keluarganya. Mereka tinggal di
suatu kompleks hunian yang disebut griya, diwariskan berdasarkan garis
keturunan leluhur mereka pada masa lalu. Sekarang, tidak semua keturunan
brahmana berprofesi sebagai pemuka agama. Mereka sudah masuk ke dalam berbagai
lapangan pekerjaan dan tidak semua keturunannya masih menetap di griya.
·
Keturunan dari kasta kesatria biasanya diawali
dengan gelar Anak Agung (disingkat Gung), Cokorda (disingkat Cok), I Gusti
Agung. Mereka umumnya keturunan raja dan tinggal di puri atau sekitar puri,
yaitu kediaman leluhur mereka (bangsawan Bali) yang memerintah atau mengabdi
pada masa lalu. Bagaimanapun, ada sebagian golongan kesatria yang tinggal di
luar puri. Dalam kasta ini juga ada yang menggunakan gelar I Dewa, atau Dewa
Ayu untuk perempuan. Umumnya mereka adalah keturunan pejabat puri pada masa
lalu. Pada mulanya, kasta kesatria merupakan orang-orang dengan profesi di
bidang pemerintahan, baik sebagai raja, menteri, pejabat militer, bupati,
maupun abdi keraton. Saat ini, keturunan kasta kesatria bekerja dalam berbagai
macam profesi dan jabatan.
·
Keturunan kasta Waisya biasanya diawali dengan
gelar Ngakan, Kompyang, Sang, atau Si. Pada masa lalu, orang dari kasta ini
bekerja di bidang niaga dan industri. Kini, sebagian keturunan waisya tidak
lagi menggunakan nama depannya, terkait banyaknya asimilasi kelompok ini dengan
kaum sudra pada masa lalu. Di samping itu, sekarang keturunan waisya tidak lagi
mendominasi bidang niaga dan industri, sebagaimana profesi leluhur mereka pada
masa lalu. Mereka kini bekerja di berbagai bidang.
·
Keturunan kasta sudra dicirikan dengan nama
tanpa gelar kebangsawanan sebagaimana tersebut di atas, melainkan langsung
mengacu pada urutan kelahiran sesuai tradisi Bali, seperti: Wayan, Putu, Gede,
Made, Kadek, Nengah, Nyoman, Komang, dan Ketut. Pada masa lampau, golongan
sudra terdiri dari buruh dan petani. Kini, golongan sudra sudah bekerja di
berbagai profesi, mulai dari pejabat negara hingga buruh kasar.
Jenis Kelamin
Orang Bali mengenal tradisi pemberian imbuhan nama untuk
mencirikan jenis kelamin, yaitu awalan "I" untuk nama anak laki-laki,
dan awalan "Ni" untuk nama anak perempuan. Contoh: I Gede Some.
Bentuk honorifik dari "I" adalah "Ida", digunakan untuk
keturunan bangsawan, misalnya: Ida Cokorda. Pada beberapa nama untuk orang
berkasta sudra (rakyat jelata), ada yang cocok ditambahkan "Luh"
untuk mengindikasikan perempuan (luh berarti "perempuan" dalam bahasa
Bali), contoh: Luh Made
Untuk kasta selain sudra, mereka menggunakan kata
"Ayu" (ayu berarti "jelita" dalam bahasa Bali) daripada
"Luh", contoh: I Gusti Ayu. Bagaimanapun, kata "Ayu" juga
dapat diterapkan untuk kasta sudra, misalnya: Made Ayu. Untuk kasta selain
sudra, biasanya mereka juga sering menambahkan kata "Istri" sebagai
padanan kata "Ayu" (istri berarti "wanita" dalam bahasa
Bali), contoh: Anak Agung Istri.
Ururtan Kelahiran
·
Anak pertama diberi nama depan Wayan, berasal
dari kata wayahan yang artinya "lebih tua". Selain Wayan, nama depan
untuk anak pertama juga sering digunakan adalah Putu dan Gede. Kata putu
artinya "cucu", sedangkan gede artinya "besar". Nama Gede
cenderung digunakan kepada anak laki-laki saja, sementara untuk anak perempuan
jarang digunakan. Untuk anak perempuan, ditambahkan kata Luh pada nama
"Gede". Pada umumnya, keturunan bangsawan Bali cenderung tidak
menggunakan kata Wayan maupun Gede. Mereka lebih memilih menggunakan nama Putu.
Beikut adalah sketsa infografis yang akan saya buat :
Saya ingin membuat infografis ini terlihat modern namun tidak
meninggalkan unsur bali, karena itu saya menambahkan candi bentar di tengah
atas sebagai baground, pegunungan dan bulan.
Untuk pembatas isi teks infografisnya saya akan membuat
terlihat modern dengan garis tipis dan disudutnya melengkung, untuk judulnya saya
membuat variasi sudut tajam.
Selanjutnya saya akan mendesainnya di Adobe Illustrator
2020, untuk baground saya akan mewarnai dengan gradasi biru vertical dan
menambahkan baground pegunungan untuk memberikan nuansa sejuk dan nyaman.
Untuk menambah nuansa bali saya menambahkan siluet candi
bentar berwarna biru gelap dan bulan
Untuk garis pembatas isi infografis saya membuat terlihat
modern dengan garis tipis dan disudutnya melengkung, untuk judulnya saya
membuat variasi sudut tajam.
Saya menambahkan ilustrasi laki-laki dan perempuan
menggunakan pakaian khas bali untuk ilustrasi jenis kelamin dan siluet anak
anak untuk ilustrasi urutan kelahiran. Untuk warnanya saya memilih warna
orange, karena orange adalah warna komplementari dari warna biru tersebut.
Warna yang bertabrakan memberikan kontras untuk pembaca membedakan isi dan
baground.
Selanjutnya isi infografis sesuai dengan penjelasan di atas,
menambahkan logo identitas saya, logo prodi DKV, logo FBS, dan logo Universitas
pendidikan Ganesha.
Komentar
Posting Komentar