MENGELOLA KECERDASAN EMOSI
MENGELOLA KECERDASAN EMOSI
Pendahuluan
Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki rasa dan emosi yang menjadikannya dapat menjalani kehidupan secara optimal. Manusia bukanlah manusia jika tanpa emosi, karena emosi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Emosi merupakan reaksi yang kompleks dan mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi sehingga memunculkan perubahan prilaku, karena pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak. Kecenderungan tingginya gejolak emosi perlu dipahami oleh pendidik, khususnya oleh orang tua dan guru. Emosi akan memancing tindakan, hal ini tampak jelas bila kita mengamati binatang atau anak-anak; hanya pada orang-orang dewasa yang “beradab”, kita sering menemukan perkecualian, walaupun terkadang tidak, emosi-akar dorongan untuk bertindak, terpisah dari reaksi-reaksi yang tampak oleh mata. Pembahasan mengenai emosi, sesungguhnya adalah pembahasan mengenai kerja otak, yang menjadi mesin penggerak tingkah laku individu. Dan karena letaknya di otak itulah, maka emosi sebagai sebuah sistem penggerak hidup kita, cara kerjanya sangat berkaitan erat dengan seluruh sistem yang lain, yang juga mendorong munculnya tingkah laku individu, terutama yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, atau kecerdasan, termasuk kecerdasan akademik. Monks mengatakan bahwa suatu penelitian tentang kecerdasan anak-anak berbakat menunjukkan bahwa anak-anak yang mempunyai kecerdasan amat tinggi ternyata dimasa tuanya belum tentu mempunyai kehidupan yang enak dan menyenangkan. Peneliti melibatkan hampir 100 anak-anak dengan IQ amat tinggi yang diikuti mulai tahun 1920 an sampai kini. Banyak diantara mereka kini sudah meninggal. Dari anak-anak memiliki IQ yang sangat tinggi itu sebagaian menjadi orang-orang tersehor di Amerika Serikat, diantaranya menjadi senator, menjadi bintang film terkenal, Novelis termasyhur dsb. Namun ada juga yang hanya menjadi tukang sapu jalan, pembersih kantor dan pekerja kasar lainnya.(Monks, 1993). Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan IQ saja belum dapat menjamin seseorang anak menjadi sukses kelak dikemudian hari, karena kecerdasan IQ jika tidak disertai dengan kecerdasan emosi yang baik sulit menghasilkan seseorang anak yang sukses. Dengan demikian pemahaman bahwa kecerdasan IQ bukanlah satu-satunya aspek yang menentukan keberhasilan hidup seseorang, tampaknya sudah mahfum dikalangan masyarakat.Namun,alasan mengapa seperti itu tampaknya belum semua orang memahami dengan sepenuhnya. Jika kita melihat dan memperhatikan benar-benar, sesungguhnya aspek apa yang paling sering mewarnai dan menentukan irama hidup seseorang, sesungguhnya adalah keadaan emosi. Belakangan, setelah Howard Gardner mengemukakan teorinya mengenai multiple intelligent atau kecerdasan majemuk dan Daniel Goleman mensosialisasikan mengenai emotional intelligent (kecerdasan emosi), nyatalah mengapa kecerdasan secara akademik saja bukan satu-satunya yang menentukan keberhasilan hidup seseorang. Karena individu terbangun dari berbagai aspek dalam hidupnya.(Goleman,1995). Memahami apa yang paling mendasar dalam hidup seseorang, yaitu emosi menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui oleh semua orang, terutama oleh pendidik. Dengan mempelajari emosi kita sebagai seorang pendidik dapat mengenal emosi diri sendiri dan peserta didik dan mampu mengembangkan kecerdasan emosi yang sehat yang akan melahirkan seseorang anak yang sukses hidupnya di masa yang akan datang.
1. Pengertian Emosi
Pengertian Emosi Definisi emosi dirumuskan secara bervariasi oleh psikolog, dengan orientasi teoritis yang berbeda-beda. Asal kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-” untuk memberi arti bergerak menjauh, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak .E mosi sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh. Goloman, 1999). Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau Dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari peruba dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah. Emosi adalah "an emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert behaviour". Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. , (Crow & Crow, 1958).
2. Fungsi Emosi
sumber : rsuppersahabatan.co.id |
3. Kecerdasan Emosi
sumber : hellosehat.com |
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat.Untuk itu peran lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata.Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.(Shapiro, 1998-10). Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Daniel Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosi bukan berarti memberikan kebebasan kepada perasaan untuk berkuasa melainkan mengelola perasaan sedemikian rupa sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif. Adapun unsur dalam kecerdasan emosi adalah: a. Mengenali emosi diri Mengenali emosi diri (kesadaran diri) adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu kondisi tertentu dan mengambil keputusan dengan pertimbangan yang matang, serta memiliki tolak ukur yang realitis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Sedangkan menurut Jhon Mayer, kesadaran diri adalah waspada, baik terhadap suasana hati maupun pikiran kita tentang suasana hati. Orang-orang yang peka akan susana hati mereka akan mandiri dan yakin akan batas-batas yang akan mereka bangun, kesehatan jiwanya bagus, dan cenderung berpendapat positif akan kehidupan. b. Mengelola Emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani emosinya dengan baik sehingga berdampak positif dalam melaksanakan tugas, peka terhadap kata hati sehingga dapat mencapai tujuannya. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan c. Memotivasi Diri Sendiri Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga menuntun seseorang untuk menuju sasaran, dan membantu dalam mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Untukmendapatkan prestasi yang terbaik dalam kehidupan, kita harus memiliki motivasi dalam diri kita, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendali kan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias, gairah, optimis dan keyakinan diri. Orang yang pandai dalam memotivasi diri, mereka cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. Dalam pembelajaran motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Motivasi belajar sangat penting dalam pembelajaran khususnya bagi siswa dan guru. Diantaranya bagi siswa motivasi dapat menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, mengarahkan kegiatan belajar; membesarkan semangat belajar. Sedangkan bagi guru, motivasi siswa juga sangat penting diketahui oleh guru diantaranya motivasi dapat membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan bila siswa tidak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajar siswa timbul tenggelam, memelihara bila siswa yang telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.
Komentar
Posting Komentar